Bus BTS Dihentikan Saat Beroperasi, Pemkot Manado Gercep Atasi Masalah dan Cari Solusi Bersama Utusan Sopir Angkot

oleh -47 Dilihat
oleh
banner 468x60

MANADO, slategray-loris-650241.hostingersite.com – Bus Buy The Service (BTS) kembali mendapatkan penolakan dari sopir Angkutan Kota (Angkot) Mikrolet yang menghalangi bus beroperasi dibeberapa titik di Kota Manado, Selasa (2/12/2025).

Aksi tersebut diantaranya di seputaran Tugu Adipura, Terminal Malalayang dan di kawasan Bahu. Sejumlah sopir mikrolet bahkan sampai memalangkan kendaraannya untuk menghalangi bus beroperasi. Aksi ini membuat layanan bus sempat terhenti dan memicu kepadatan kendaraan di sekitar titik pemalangan.

banner 336x280

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Manado melalui, Dinas Perhubungan Manado langsung bergerak dengan melakukan pertemuan bersama unsur kepolisian dan perwakilan sopir mikrolet.

Kepala Dishub Manado, Jeffry Worang menyebut persoalan ini timbul akibat miskomunikasi dari hasil pertemuan sebelumnya.

“Ada hal yang tidak tersampaikan sampai ke bawah, sehingga terjadi miskomunikasi. Karena itu kami langsung melakukan koordinasi kembali bersama kepolisian dan para sopir,” kata Worang.

Dalam pertemuan tersebut, Pemkot menyodorkan sejumlah solusi bersama yang dirancang agar operasional Bus Trans tetap berjalan tanpa merugikan para sopir angkutan konvensional. Salah satu yang menjadi fokus adalah penyesuaian titik-titik penjemputan Bus Trans Manado, yang selama ini dinilai sebagian sopir bersinggungan dengan trayek mikrolet.

“Besok kita akan turun bersama-sama untuk melihat titik mana saja yang perlu disesuaikan. Solusi ini memang kita buat agar tidak ada pihak yang dirugikan,” ujar Worang.

“Ada beberapa penyesuaian yang sudah kita sepakati dan ini akan melalui proses teknis.”

Worang menegaskan, Bus BTS di Manado beroperasi secara resmi berdasarkan SK Wali Kota Manado yang mencakup izin trayek dan rute. Karena itu, layanan ini menjadi bagian dari program peningkatan transportasi massal kota.

Terkait permintaan sopir mengenai tarif, Worang menjelaskan bahwa Pemkot masih menunggu penetapan tarif dari pemerintah pusat. Setelah keputusan tarif keluar, pemerintah akan mengatur skema yang tetap menjaga keseimbangan pendapatan sopir angkot, terutama pada masa transisi layanan.

Sementara itu, keluhan sopir mengenai operasional bus pada hari Minggu langsung direspons cepat oleh Pemkot.

“Ada permintaan agar hari Minggu bus tidak beroperasi, dan itu sudah kita sepakati. Hari Minggu bus BTS tidak akan beroperasi,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot berharap ketegangan di lapangan dapat reda dan tercapai keseimbangan antara pengembangan transportasi modern dan keberlangsungan angkutan rakyat.

Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menghadirkan transportasi publik yang lebih baik, sekaligus memastikan bahwa setiap kebijakan tidak merugikan para sopir yang menjadi bagian penting dari mobilitas warga Manado.

Diketahui turut dihadiri sejumlah pejabat daerah dan unsur keamanan, antara lain Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Julises Oehlers, SH, Kasat Pol PP Manado, Novly Siwi, Kepala Badan Kesbangpol, Sonny Takumansang, Kabag Ops Polresta Manado, Kasat Lantas Polresta, Kapolsek Malalayang; serta perwakilan sopir dari Malalayang dan Paal II.

Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan komitmen Pemkot untuk menangani persoalan secara menyeluruh. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.